Pancasila Dalam Pandangan Filsafat Idealisme

By | 07/06/2017

Menerangkan tentang pengertian pancasila, nilai-nilai filosofisnya, filsafat idealisme, aliran-alirannya, dan lain-lain.
Pengertian Pancasila
Secara Etimologis.
Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dari India, yang artinya:
Panca artinya lima.
Syila dengan huruf I biasa artinya batu sendi, alas atau dasar
Syiila dengan I panjang artinya peraturan tingkah laku yang penting baik. Kata sila dalam bahasa Indonesia menjadi susila yang artinya tingkah laku yang baik. Maka Pancasyila dengan huruf I biasa artinya berbatu sendi yang lima. Pancasila dengan I panjang artinya 5 aturan tingkah laku yang baik.

Secara Historis
a. Mr. Moh Yamin (29 Mei 1945) berisikan:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
b. Ir. Soekarno (1 Juni 1945) berisikan
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme-perikemanusiaan
3. Mufakat-demokrat
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
c. Piagam Jakarta (22 Juni 1945) berisikan:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pengertian Pancasila secara Terminologis
Dalam konstitusi RIS yang berlaku mulai 29 Desember sampai 17 Agustus 1950. Rumusan Dasar Negara Pancasila berbunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan social. Di samping itu masih ada rumusan Dasar Negara Pancasila yang berbunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan, Kebangsaan, Kedaulatan rakyat dan Keadilan social.
Nilai-nilai filosofis Pancasila
Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara RI digali dari nilai-nilai budaya dan agama bangsa Indonesia. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, ditinjau dari asal-usulnya, Pancasila memenuhi 4 syarat kausalitas menurut Aristoteles:
1. Causa Materialis (asal mula bahan). Sebelum dirumuskan, unsure-unsur Pancasila sudah adan pada adapt-istiadat, kebudayaan, dan agama-agama bangsa Indonesia.
2. Causa Formalis (asal mula bentuk). Yaitu bagaimana Pancasila itu dirumuskan. Hal yang dimaksudkan adalah pembentukan Pancasila oleh pembentuk Negara dalam siding BPUPKI.
3. Causa Efisien (asal mula karya). Yang dimaksudkan ialah proses perumusan Pancasila dalam siding BPUPKI, Piagam Jakarta 1945, hingga saat disahkan tanggal 18 Agustus 1945.
4. Causa Finalis(asal mula tujuan). Yaitu asal mula dalam hubungannya dengan tujuan dirumuskannya Pancasila.
Pengertian Filsafat Idealisme
Idealisme adalah pemahaman filosofis yang memandang bahwa mind dan nilai spiritual adalah hal yang fundamental yang ada di dunia ini, ia adalah suatu keseluruhan dari dunia itu sendiri. Idealisme adalah lawan dari materialisme. Idealisme juga merupakan oposan dari realisme yang memandang dunia sebagai realitas yang independent.
Idealisme memandang ide itu primer kedudukannya, sedang materei sekunder. Ide itu timbul atau ada lebih dahulu, baru kemudian materi. Segala sesuatu yang ada ini timbul sebagai hasil yang diciptakan oleh ide atau pikiran, karena ide atau pikiran itu timbul lebih dahulu, baru kemudian sesuatu itu ada.

Aliran idealisme
Idealsime mempunyai dua aliran, yaitu aliran idealisme obyektif dan idealisme subjektif.

  1. Idealisme obyektif:
    idealisme obyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan idealismenya itu bertitik-tolak dari ide universil, ide di luar ide manusia. Menurut idealisme obyektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam alam maupun dalam masyarakat, adalah hasil atau karena diciptakan oleh ide universil.
  2. Idealisme subjektif:
    idealisme subjektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan pandangan idealismenya itu bertitik-tolak dari ide manusia atau idenya sendiri. Menurut idealisme subjektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi –baik dalam alam maupun dalam masyarakat– adalah karena hasil atau karena ciptaan oleh ide manusia atau oleh idenya sendiri.

Pada dasarnya, bagaimanapun juga, akar dari segala bentuk idealisme adalah religius dan mistis. Kejijikan terhadap “dunia material kasar” dan pengangkatan “Ide” ke posisi yang tinggi mengalir langsung dari gejala yang telah kita lihat dalam hubungannya dengan agama. Bukanlah sebuah kebetulan jika idealisme Platonis berkembang di Athena ketika sistem perbudakan sedang berada dalam puncak kejayaannya. Kerja-kerja fisik, pada saat itu, dilihat secara harafiah sebagai sebuah penanda perbudakan. Satu-satunya kerja yang dapat dihargai adalah kerja-kerja intelektual.
Secara hakiki filsafat idealisme adalah satu produk dari pembedaan yang ekstrim antara kerja-kerja fisik dan mental yang telah hadir dari sejak menyingsingnya fajar sejarah sampai hari ini.

Sejarah filsafat Barat, walau demikian, tidak dimulai dengan idealisme melainkan dengan materialisme. Filsafat ini menunjukkan kepada kita persis kebalikan dari idealisme: bahwa dunia material, yang kita kenal dan jelajahi melalui ilmu pengetahuan, nyata adanya; bahwa satu-satunya dunia yang nyata adalah dunia material; bahwa pikiran, ide, dan perasaan adalah hasil dari materi yang terorganisir dalam cara tertentu (sistem syaraf dan otak); bahwa pikiran tidak dapat hadir dari dirinya sendiri, tapi hanya dapat timbul dari dunia objektif yang menyatakan dirinya kepada kita melalui alat-alat indera kita.
Memandang Pancasila dalam kerangka filsafat idealisme
Setelah dijelaskan bagaimana pandangan Idealisme dan pengertian dari Pancasila itu sendiri, maka kita dapat menemukan letak pertemuan antara filsafat idealisme dan pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia tentu saja tidak hanya didasarkan akan kebutuhan jasmani semata, melainkan juga mengindahkan nilai-nilai spiritual yang bisa dilihat pada sila pertama. Hal ini mengindikasikan atau memungkinkan bahwa ada titik temu antarra filsafat idealisme dengan Pancasila. Pancasila tidaklah berorientasi pada materi sebagaimana ajaran komunisme maupun kapitalisme yang menganggap materi sebagai pusat. Namun lebih dari itu ia bercita-cita membangun kebahagiaan jasmani dan rohani.
Idealisme merupakan perrlawanan terhadap materialisme yang memandang bahwa materi adalah pusat dari segala sesuatu. Idealisme berkeyakinan bahwa nilai-nilai spiritual menempati posisi lebih tinggi dari pada sekedar sesuatu yang Nampak. Materi bukanlah tujuan akhir dari kehidupan. Demikianlah makna tersirat yang adal pada pancasila.
Pancasila juga merupakan wujud dari consensus nasional karena bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Dengan ideology nasional yang mantap seluruh dinamika social, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA


1. http://www.suarapembaruan.com
2. http://tonksampah.wordpress.com/2007/11/12/filsafat/ yang direkam pada 3 Apr 2008 08:32:03 GMT.
3. http://www.marxist.com/filsafat-dan-agama-indonesian.htm yang direkam pada 6 Mar 2008 18:26:18 GMT
4. Edward Paul, The Encyclopedia of Philosophy, Macmillan [Publishing, New York 1986
5. Hand out perkuliahan Pancasila yang disusun oleh R. Ari. Mth. Soekawath, Drs, SH, MSc

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.