Sains Dan Agama

By | 19/05/2011

Awal kemunculan dan perkembangan sains di dunia Islam tidak dapat dipisahkan dari sejarah ekspansi Islam itu sendiri. Dalam tempo lebih kurang 25 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad saw (632M), kaum Muslim telah berhasil menaklukkan seluruh jazirah Arabia dari selatan hingga utara. Ekspansi dakwah yang diistilahkan pembukaan negeri-negeri (futuh al-buldan) itu berlangsung pesat tak terbendung. Bagai diterpa gelombang tsunami, satu persatu, kerajaan demi kerajaan dan kota demi kota berhasil ditaklukkan. Maka tak sampai satu abad, pada 750 M, wilayah Islam telah meliputi hampir seluruh luas jajahan Alexander the Great di Asia (Kaukasus) dan Afrika Utara (Libya, Tunisia, Aljazair, dan Marokko), mencakup Mesopotamia (Iraq), Syria, Palestina, Persia (Iran), Mesir, plus semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugis) dan India. Pelebaran sayap dakwah Islam ini tentu bukan tanpa konsekuensi. Seiring dengan terjadinya konversi massal dari agama asal atau kepercayaan lokal kedalam Islam, terjadi pula penyerapan terhadap tradisi budaya dan peradaban setempat.
Proses interaksi yang berlangsung alami namun intensif ini tidak lain dan tidak bukan adalah gerakan naturalisasi, integralisasi, atau assimilasi, dimana unsur-unsur dan nilai-nilai masyarakat lokal ditampung, ditampih dan disaring dulu sebelum kemudian diserap. Hal-hal yang positif dan sejalan dengan Islam dipertahankan, dilestarikan dan dikembangkan, sementara elemen-elemen yang tidak sesuai dengan kerangka dasar ajaran Islam ditolak dan dibuang. Dalam proses interaksi tersebut, kaum Muslim pun terdorong untuk mempelajari dan memahami tradisi intelektual negeri-negeri yang ditaklukkannya. Ini dimulai dengan penerjemahan karya-karya ilmiah dari bahasa Yunani (Greek) dan Suryani (Syriac) ke dalam bahasa Arab pada zaman pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, Syria. Pelaksananya adalah para cendekiawan dan paderi yang juga dipercaya sebagai pegawai pemerintahan.
Akselerasi terjadi setelah tahun 750 M, menyusul berdirinya Daulat Abbasiyyah yang berpusat diBaghdad. Khalifah al-Ma’mun (w. 833 M) mendirikan sebuah pusat kajian dan perpustakaan yang dinamakan Bayt al-Hikmah. Menjelang akhir abad ke-9 Masehi, hampir seluruh korpus saintifik Yunani telah berhasil diterjemahkan, meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan, dari kedokteran, matematika, astronomi, fisika, hingga filsafat, astrologi dan alchemy. Muncullah orang-orang seperti Abu Bakr al-Razi (Rhazes), Jabir ibn Hayyan (Geber), al-Khawarizmi (Algorithm), Ibn Sina (Avicenna) dan masih banyak sederetan nama besar lainnya.
Kegemilangan itu berlangsung sekitar lima abad lamanya, ditandai dengan produktifitas yang tinggi dan orisinalitas luar biasa. Sebagai ilustrasi, al-Battani (w.929) mengoreksi dan memperbaiki sistem astronomi Ptolemy, mengamati mengkaji pergerakan matahari dan bulan, membuat kalkulasi baru, mendesain katalog bintang, merancang pembuatan pelbagai instrumen observasi, termasuk desain jam matahari (sundial) dan alat ukur mural quadrant. Seperti buku-buku lainnya, karya al-Battani pun diterjemahkan ke bahasa Latin, yaitu De scientia stellarum, yang dipakai sebagai salah satu bahan rujukan oleh Kepler.
Dalam bidang fisika, Ibn Bajjah (w. 1138) mengantisipasi Galileo dengan kritiknya terhadap teori Aristoteles tentang daya gerak dan kecepatan. Demikian pula dalam bidang-bidang lainnya. Bahkan dalam hal teknologi, pada sekitar tahun 800an M di Andalusia (Spanyol), Ibn Firnas telah merancang pembuatan alat untuk terbang mirip dengan rekayasa yang dibuat Roger Bacon (w. 1292) dan belakangan dipopulerkan oleh Leonardo da Vinci (w. 1519).
PENGERTIAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Sains sepadan dengan science (bahasa inggris) Natural science=ilmu-ilmu kealaman, merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari fenomena alam semesta dengan segala isinya
Kata ‘ilmu’ berasal dari bahasa Arab:’ilm’ merupakan kata jadian dari ‘alima’=tahu Menurut Baiquni: sains:”himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang disimpulkan secara rasional dari hasil-hasil analisis kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh melalui observasi pada fenomena-fenomena alam”
DARI MANA SAINS BERASAL?
QS al-Baqarah 31 “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,..”. Dari sini bisa difahami ilmu pengetahuan dari Alloh yang diwahyukan langsung kepada hamba-Nya, Adam a.s. Ilmu ini dibekalkan agar mampu berkomunikasi dengan lingkungannya.
Tafsir Fath Al Qodir, tentang sejarah kenabian: Idris a.s. adalah seorang Rasul Alloh & generasi ke-7 dari Nabi Adam, Nabi yang diberkati ilmu pengetahan yang banyak oleh Alloh (Ilmu fisika, astronomi, ilmu tulis,dsb)
A History of Chemistry,Partington menjelaskan bahwa Sys adalah identik dengan ‘Agathodaimon’, Idris identik dengan ‘Hermes’, Kedua nama ini dikenal masyarakat Yunani-Mesir kuno, Yaudi-kuno dan Arab pra Islam sebaai Nabi, seperti pandangan Islam. Kedua penemu & pembawa ilmu pengetahuan sebelum banjir besar zaman Nabi Nuh a.s.
Ilmu pengetahuan mencapai puncaknya pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Jelas bahwa Ilmu Pengetahuan bagian dari wahyu Alloh yangditurunkan kepada Nabi-Nya
Model Hubungan Agama & Sains
Versi : Ian G. Barbour (guru besar bidang fisika dan teologi di Carleton college, AS)
Konflik
Independensi
Dialog
Integrasi
1. Konflik
Dua pandangan saling asing : materialisme ilmiah dan literalisme biblikal
Keduanya mengklaim bahwa sains dan agama memberi pernyataan yang berlawanan dalam domain yang sama (=sejarah alam) sehingga orang harus memilih satu diantara dua Orang tidak bisa mempercayai evolusi dan Tuhan sekaligus
2. Independensi
Agama dan sains dibedakan atas dasar masalah yang ditelaah, domain yang dirujuk dan metode yang digunaka Dua domain yang Terpisah
3. Dialog
Upaya mencari persamaan atau perbandingan secara metodologis dan konseptual antara sains dan agama, sains tidak sepenuhnya obyektif dan agama tidak sepenuhnya subyektif
4. Integrasi
Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari bukti tentang desain alam, yang tentangnya lama membuat kita semakin menyadarinya Sifat Tuhan dapat diketahui hanya dari wahyu dalam kitab suci, tetapi eksistensi Tuhan itu sendiri dapat diketahui hanya dari nalar Argumen kosmologis menegaskan bahwa setiap peristiwa harus mempunyai sebab sehingga kita harus mengakui Sebab Pertama.
KESIMPULAN
Sains sepadan dengan science (bahasa inggris) Natural science = ilmu-ilmu kealaman, merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari fenomena alam semesta dengan segala isinya
Kata ‘ilmu’ berasal dari bahasa Arab:’ilm’ merupakan kata jadian dari ‘alima’=tahu
SAINS BERASAL
QS al-Baqarah 31 “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,..”. Dari sini bisa difahami ilmu pengetahuan dari Alloh yang diwahyukan langsung kepada hamba-Nya, Adam a.s. Ilmu ini dibekalkan agar mampu berkomunikasi dengan lingkungannya

Daftar pustaka

http://www.insistnet.com – INSISTS – Institute for The Study of Islamic Thought and PCoivwileizreadtio bny Mambo Generated: 22 November, 2009, 20:29wib

Download File

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.